Kamis, 07 Januari 2016

Rumah Baru

Halo! Namaku Qonitah, biasa dipanggil Nita. Aku bersekolah di SDN PELITA BANGSA kelas 5A.
Teman karibku adalah Yasmin dan Zakiyah. Kami termasuk murid paling pandai di sekolah.

Pagi yang cerah aku, adikku dan Abi sudah siap di meja makan. Ummi keluar dari dapur sambil membawa gurame goreng dan menu tetap keluarga yaitu tempe dan tahu goreng. Lalu kami semua mulai makan.
“Mbak sudah selesai makan”, kataku, “Kalau Adik?” Aku melihatnya sambil tersenyum jahil.
“Ahh… Mbak mah gitu, nggak nungguin. Kan Adek juga cepat makannya!”
Oh tidak! Adiku hampir menangis. Aduh!
“Cuma gitu aja kok nangis, Dek?” tanyaku.
“Iya soalnya nanti Adek lagi yang beresin bekas makan!” Kata adiku sambil cemberut.
“Sudah-sudah”, kata Ummi, “Sekarang bagian Mbak yang beresin bekas makan!”
“Yeeeyyy!! Adek selamat!” balas adikku. “Hufft…”, keluhku dalam hati.
“Sudah! Ayo sekarang Mbak beresin bekas makan, nanti sekolahnya telat loh!” Kata Abi.
“Baiklah, Bi..”, jawabku.

“Assalamualaykum Abi,Ummi Mbak dan Adek berangkat ya!” kataku
“ Waalaykum salam jaga Adikmu, anterin sampe kelasnya ya” Pesan Abi.
“ Iya Abi..” Jawabku “Ayo berangkat Dek !” kataku kepada Adikku

Sekarang tinggal masuk kelas, Adek sudah kuantarkan masuk ke kelasnya batinku.

“Assalamualaykum” kataku saat masuk kelas aku melihat baru sahabat karibku yang datang yaitu Yasmin dan Zakiyah.
“Hai Min hai Kiyah” sapaku kepada Yasmin dan Zakiyah
“Hai Nita” balas Yasmin sementara Zakiyah hanya menunjukan wajah lucunya itu
“Heh Nita kalau mau manggil Aku tuh Zakiyah dong!” Kata Zakiyah
“ Hmmpf baiklah, maaf ki.. eh Zakiyah hehehe..” balasku
“Nah gitu dong” kata Zakiyah “Eh nita yasmin nih no. hp ku yang baru” kata Zakiyah sambil menyerahkan masing-masing 1 lembar kepada aku dan Yasmin
“Aku takut pada saat kenaikan kelas nanti kita pisah sekolah..” kata Zakiyah lagi
“huak!” Canda Yasmin “kita kan masih lama kenaikan kelasnya,”
“Eh kok sudah banyak tas tapi masih pada kosong sih aku belom kebagian kursi nih” Kataku
“Nita! tuh kursi masih kosong” kata Yasmin
“Eh iya ya min! Aku simpan tas dulu ya!” Baru saja nyimpen tas tiba-tiba…..boooooooong!!!!! ah bel masuk aku duduk ahhh…. Kebetulan sekali yang duduk di sebelahku itu tetanggaku namanya Shifwa dia baik buaaangattss loohh!!! Aku senang sekali bisa duduk sama dia

“Assalamualaykum Mbak sama Adek pulang!” salamku pada saat mau masuk rumah
“waalaykum salam mandi shalat dhuhur dulu terus makan ya Mbak , Adek “ Ummi menjawab
“iya ummi,” Jawabku singkat lalu aku mandi,shalat dan makan begitupula dengan adik lalu kami dipanggil keruang keluarga disana sudah ada abi dan ummi … jangan-jangan ada yang tidak beres……

“Mbak,adek sini duduk abi mau ngomong dulu,” lalu abi menarik nafas, “kantor menugaskan abi untuk sementara kerja di purwokerto karena kantor yang di sana kekurangan karyawan” lalu abi tersenyum dan melanjutkan ucapannya “kita hanya lima bulan kok di sana ya? Temani abi lima bulan di sana ya?” Aku dan adiku hanya bisa diam dan mengangguk

(berlanjut)

Selasa, 10 November 2015

FLEMISH GIANT


FLEMISH GIANT









SUMBER:olsoncuttinghorses.com

Flemish giant adalah kelinci pedaging, tetapi kebanyakan orang menjadikannya sebagai
kelinci hias.Flemish giant ini memiliki daging yang lumayan banyak
dan mungkin cukup untuk makan satu keluarga,kelinci ini pun ada di indonesia

Senin, 19 Oktober 2015

Rubi The Rabbit

Hari ini Rubi sudah bisa melompat ke atas rumah-rumahan kardusnya. Dia juga sudah bisa melewati rintangan yang kubuat untuknya. Oh ya, Rubi adalah anak kelinci jenis Dutch berumur 2
 bulan lebih 3 minggu.

Rabu, 07 Oktober 2015

Gadis Kecilku Tersayang

Gadis kecil itu menarik perhatianku. Binar matanya menunjukan ia sangat tertarik denganku dan teman-temanku. Senyumnya mengembang ketika Ibu Rabbit mengeluarkan kami dan melihat kami melompat ke sana ke mari dengan gembira. Tatapan matanya tak lepas dari kami.

Hey, dia mengenal aku dan teman-temanku! Dia bisa menyebutkan jenis kami masing-masing. Sungguh gadis kecil yang luar biasa! Aku jadi penasaran dengannya...
Lihat! Sepertinya dia menaruh perhatian lebih padaku dan dua temanku ... Tapi dia tampak ragu-ragu ketika mengetahui umur kami yang baru dua bulan. Dia bilang seharusnya kami masih menyusu pada induk kami, namun Ibu Rabbit meyakinkannya bahwa kami sudah kuat dan akan baik-baik saja. Keraguan masih tersirat dalam sorot matanya tapi tampaknya hatinya telah jatuh cinta kepadaku dan temanku. Binar-binar matanya tak bisa berbohong.

Gadis kecil berkerudung merah itu sibuk bertanya banyak hal kepada Ibu Rabbit; apa makananku, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Sepertinya dia sudah banyak belajar tentang kami. Oooh..aku suka sekali dengannya!

Ibu Rabbit mengangkatku dan memasukkanku ke dalam kandang bersama temanku si Tiga Warna. sepertinya kami akan melakukan perjalanan panjang bersama gadis kecil. Yeay...asyikk!

Sepanjang perjalanan aku dan temanku sibuk mengira-ngira seperti apa rumah baru kami nanti. Gadis kecil pun sibuk menyiapkan nama untuk kami. Suaranya terdengar sangat riang.
Tiba-tiba mobil berhenti, pintunya terbuka dan kandang yang kami tempati terasa melayang.
Hamparan rumput hijau terbentang di hadapan kami. Wuaah.. bakalan rame nih tinggal di sini!

Gadis Kecil, kemanakah engkau? Mengapa belum kau tutup juga kandang kami? Biasanya engkau selalu tertib mengurus kami.

Rubi , mengapa dia belum datang juga ya? Aku kedinginan .
Tenanglah Opal, sebentar lagi dia datang...

Gadis kecil itu akhirnya datang juga suaranya penuh kekhawatiran menyadari keterlambatannya  menyelimuti kandang kami .
Terimakasih Gadis Kecil, engkau tidak lupa pada kami...

Aku ingat pagi tadi saat melihatku meringkuk di sudut kandang, gadis kecil mengangkatku dan mengusap punggungku dengan lembut dan mendekatkan makanan padaku. Suaranya terdengar ceria ketika aku melompat kesana kemari. Sore harinya ketika aku merasa lapar, dia datang  dengan wortel kesukaanku. Aku lahap sekali memakannya. Oh Gadis Kecil, engkau sungguh baik, engkau mengurus kami dengan baik pula...

Sinar matahari pagi menyapaku. Namun aku merasa sangat lemas. Angin terasa menusuk tulang.
Gadis kecilku, maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa bermain lagi denganmu.
Masih terasa hangatnya belaianmu. Selimut yang kauberikan membuatku merasa nyaman. Namun perutku terasa sangat sakit.

Mata indah itu terlihat begitu khawatir dan sedih. ada penyesalan mendalam dari sorot matanya.
Gadis kecilku, jangan menangis! Aku tahu engkau masih belajar, seperti juga aku yang masih belajar untuk bertahan hidup tanpa indukku.
Aku tahu engkau sudah berusaha sebaik mungkin merawatku. Teruslah belajar untuk menjadi lebih baik.
Aku menyayangimu, Gadis Kecilku!

Cerita oleh Mama dalam Kelas Menulis Amira